Desain grafis dalam fotografi

Masih jelas dalam ingatan ketika saya dan teman-teman membuat variasi untuk album pernikahan pada jaman fotografi analog dulu. Lembar demi lembar foto disusun dan ditempel sesuai dengan urutan dalam acara resepsi pernikahan yang sudah kami dokumentasikan.

Kadang susunan foto dalam satu halaman album dibuat condong ke kiri lalu di halaman sebelahnya gantian condong ke kanan, kadang sebuah caption foto dicetak beberapa lembar lalu disusun seperti bentuk kipas tangan. Tak lupa pada pinggir halamannya dihiasi dengan benang emas biar kesannya lebih tegas.

Desain grafis dalam fotografi benar-benar telah merubah semua itu dan jalannya dimudahkan ketika proses digitalisasi merambah seluruh aspek kehidupan kita seperti saat ini. Simbiosis mutualisme pun terjadi. Penyajian hasil pekerjaan seorang fotografer jadi lebih profesional di hadapan kliennya. Visualisasi yang dulunya hanya dapat dilakukan oleh redaksional sebuah majalah kini mampu dilakukan oleh siapapun dengan bekal kemampuan pengoperasian software digital imaging dan sebuah komputer desktop.

Desain dan tampilan seperti 'barang jadi' dapat diterapkan pada presentasi hasil pekerjaan bidang fotografi. Desain-desain album wedding menjadi lebih bervariasi dan banyak pilihan. Tentunya hal ini sangat menguntungkan pihak konsumen pengguna jasa fotografi pada umumnya karena jadi memiliki banyak opsi dalam menentukan budget dan kualitas untuk keperluan fotografinya.

Hal ini juga membuka peluang usaha bagi mereka yang memang berminat untuk menekuni bidang editing digital fotografi. Baik itu sebagai mata pencaharian utama ataupun usaha sampingan. Malah di studio foto tempat saya dulu bekerja bagian edit fotonya diisi oleh mahasiswa-mahasiswa desain grafis yang sedang magang sambil mengumpulkan komisi dari tiap lembar foto yang mereka kerjakan. Jadi outputnya benar-benar positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar